Pertanianku – Walaupun tren kelor baru mulai marak setahun terakhir
ini, tetapi sebenarnya berbagai riset ilmiah untuk menguji khasiat kelor
telah dilakukan sejak lama. Jed W Fahey, ahli biokimia nutrisi dari
John Hopkin School of Medicine di Amerika Serikat pada tahun 2005 telah
merangkum berbagai riset tentang khasiat kelor. Dalam Trees for Life
Journal: A Review of the Medical Evidence for Its Nutritional,
Theurapeutic, and Prophylactic Properties, Part 1, Jed W Fahey
menyebutkan terdapat 169 riset yang melibatkan seluruh bagian tanaman
kelor untuk kesehatan.
Salah satu riset yang tergolong istimewa dilakukan oleh Prazuk dan
kawankawan dari Groupe d’Etudes Epidemiologiques et Prophylactiques,
Villeneuve St Georges di Perancis. Publikasinya di jurnal AIDS volume 7
pada 1993 itu menyebutkan peran daun tanaman kelor sebagai sumber
nutrisi yang kaya protein dan mineral.
Nutrisi tanaman kelor terbukti dapat memicu sistem kekebalan tubuh
alami pada anak-anak pengidap HIV di Burkina, Faso, Afrika Barat. Dalam
sebuah riset yang dilakukan oleh Kasolo JN dkk, membuktikan kelor
mengandung zat fitokimia yang membuat tanaman mampu melakukan mekanisme
pertahanan diri. Fitokimia yang dikandung, di antaranya tanin katekol,
tanin galia, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antrakuinon,
alkaloid, dan gula pereduksi. Senyawa fitokimia ini telah diteliti dan
mempunyai kemamapuan sebagai obat. Manfaatnya yaitu sebagai
detoksifikasi dan pemurnian air, antibiotik, perawatan kulit,
antiinflamasi, bisul, tekanan darah, diabetes, dan anemia.
Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr. Daoo Jayeshree,
membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi
penyakit diabetes mellitus. Ia menginduksi tikus dengan 45 mg
intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga tikus
mengidap diabetes. Jayeshree kemudian memberikan 300 mg ekstrak daun
kelor per kg bobot badan tikus selama 35 hari secara oral. Hasil
penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5
mg glibenklamid yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas.
Riset yang dilakukan oleh Aznin Ara dan tim dari Department of
Pharmacy, Faculty of Science, University of Rajshahi, serta Department
of Pharmaceutical Chemistry, Faculty of Pharmacy, University of Dhaka,
Bangladesh; juga membuktikan kemampuan kelor dalam menurunkan
kolesterol. Ia membuktikan ekstrak daun kelor memiliki efek sebanding
dengan atenolol (obat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler) dalam
menurunkan kadar lemak dalam darah tikus. Selain itu, kadar gula darah
serta bobot badan tikus percobaan juga ikut turun.
Uji klinis oleh Vanisha S Nambiar dan tim dari Department of Foods
and Nutrition, A WHO Collaborating Center for Health Promotion serta
Department of Botany, The Maharaja SayajiRao University of Baroda,
India, pada 2009 memperkuat peran kelor sebagai agen hipokolesterolemik
(penurun kolesterol). Mereka memberi 8 tablet daun kelor setara 4,6 g
serbuk daun kelor per hari kepada 20 pasien hiperlipidemia selama 50
hari. Sementara itu, 20 pasien lain tidak diberi daun kelor dan
diperlakukan sebagai kontrol. Hasilnya menunjukkan kadar kolesterol
total pada pasien yang mengonsumsi tablet daun kelor turun rata-rata
3,14 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 1,65 mg/dl.
Sumber: Buku Daun Ajaib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar