Jumat, 29 April 2016

Cara Agar Tanaman Anggur Berbuah Banyak di Tabulampot

Buah anggur yang enak dan menyegarkan menjadi sumber nutrisi untuk keluarga. Kandungan vitamin dan antioksidan pada buah anggur cukup tinggi. Kulit anggur juga mengandung senyawa resveratrol yang berkhasiat untuk mencegah penyakit kanker, jantung, dan penggumpalan darah. Pemeliharaan tambulapot anggur relatif mudah karena dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk mendapatkan tabulampot anggur yang rajin berbuah dan berdaya hasil tinggi, sebaiknya pilih beberapa varietas unggul, seperti varietas isabella, belgi, probolinggo biru, dan alphonso lavalle.Varietas isabella memiliki potensi hasil mencapai 20 kg per pohon dalam sekali panen, belgi berpotensi 10-15 kg per pohon, dan alphonso lavalle mampu berproduksi hingga 20-30 kg per pohon. Sementara itu, probolinggo biru memiliki potensi hasil sebesar 30-40 kg per pohon per tahun.

 Cara Agar Buah Anggur Berbuah Banyak Di Tabulampot
Tanaman anggur termasuk ke dalam kelompok tanaman menyerbuk sendiri. Namun, persilangan antarbunga pada tanaman anggur pun cukup tinggi. Dalam satu tanaman yang sama, dapat dihasilkan berbagai macam bunga, yaitu bunga jantan, bunga betina, atau hemaprodit. Sulur calon bunga anggur akan keluar dari ketiak daun ke-3 dan ke-5. Penyerbukan silang pada bunga anggur dapat dibantu oleh angin, serangga, dan manusia.


Berikut beberapa cara untuk memacu munculnya bunga dan buah pada tabulampot anggur.
1. Pemupukan
Pembungaan pada tabulampot bisa dirangsang dengan memberi pupuk KCI. Pemupukan bisa diaplikasikan sepuluh hari sebelum dilakukan pemangkasan berat bersamaan dengan pemberian pupuk SP-36. Dosisnya 150 gram KCI dan 150 gram SP-36 untuk setiap tanaman, Selanjutnya, lima hari setelah pemupukan KCI dan SP-36, tanaman kembali dipupuk dengan 100 gram Urea. Penggunaan ketiga pupuk tersebut bisa digantikan dengan penggunaan pupuk majemuk NPK 15:15:15 sebanyak 300 gram dengan waktu yang pengaplikasian yang sama. Pupuk anorganik juga dapat digantikan dengan pupuk organik seperti kotoran ayam, kotoran kelelawar, atau bisa juga kotoran burung walet karena memiliki kandungan fosfor yang tinggi berguna untuk memacu keluarnya bunga, pupuk ini juga meningkatkan kandungan gula dalam buah.
2. Pemangkasan
Pemangkasan dapat dilakukan dengan menghabiskan seluruh daun, cabang primer, dan cabang sekunder pada tanaman.Pemangkasan dilakukan saat tanaman berumur satu tahun. Pemangkasan yang baik dilakukan pada saat menjelang akhir musim hujan atau bisa juga setelah diberi perlakuan stres air. Hal tersebut dilakukan agar bertumbuhnya tunas dengan cepat. Umumnya, tunas dapat keluar seminggu setelah dipangkas dan diikuti dengan munculnya bunga. Pemangkasan ini dilanjutkan setelah 15-20 hari panennya buah. Dengan begitu, tanaman dapat dipanen dan dipangkas tiga kali dalam setahun.
3. Stres air
Perlakuan stres air dapat dilakukan dengan cara mengurangi intensitas penyiraman hingga seminggu sekali. Namun, jika tanaman menunjukkan gejala layu yang lumayan parah segera lakukan penyiraman sedikit demi sedikit untuk mencegah kematian pada tanaman. Tanaman dibiarkan tidak disiram selama dua minggu sebelum pemangkasan. Selanjutnya, 2-3 hari menjelang pemangkasan, tanaman disiram kembali hingga lembap.
4. Penjarangan dan Pembungkusan
Penjarangan dapat dilakukan 50-60 hari setelah pemangkasan atau saat ukuran buah sebesar kelereng. Sisakan satu cabang dengan dua tandan buah yang paling baik. Buah yang telah dijarangkan dapat dibungkus agar lebih manis. Pembungkusan dilakukan sebulan sebelum buah dipanen.
    
Sekian ulasan kami tentang cara agar buah anggur berbuah banyak di tabulampot. Semoga artikel kami dapat membantu anda dalam membudidayakan tabulampot anggur. Terimakasih atas kunjungan anda, jangan lupa untuk kunjungi selalu Budidaya Alam untuk mendapat wawasan-wawasan menarik dan gratis tentang tabulampot.

Rabu, 27 April 2016

KUNCI SUKSES BUDIDAYA BAWANG MERAH ASAL BIJI DI DATARAN RENDAH

Banyak orang berpendapat, bawang merah merupakan tanaman yang hanya cocok di dataran menengah hingga tinggi. Hal ini tidak mengherankan karena sentra bawang merah tanah air kebanyakan yang berada di dataran menengah. Pendapat ini sebenarnya sangat keliru, karena bawang merah sebenarnya merupakan tanaman dataran rendah hingga menengah. Tanaman ini hanya tumbuh dengan optimal pada ketinggian 0 - 800 meter dpl
.
Kekeliruan yang kedua mengenai bawang merah adalah tanaman ini tidak berbiji. Ini juga salah besar, tanaman bawang merah ternyata berbiji, dan dapat dikembangkan dengan biji selain umbi. Hanya memang tanamannya jarang berbiji (meskipun berbunga), karena untuk berbiji, diperlukan suhu udara ±5oC secara konstan.
Pengembangan bawang merah dengan biji mulai banyak peminatnya. Hal ini disebabkan, budidaya bawang merah asal biji lebih rendah biaya produksinya dengan produksi yang lebih tinggi. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh juga lebih tinggi. Bawang merah asal biji juga cocok dikembangkan di dataran rendah bahkan tepi pantai. Hanya dengan lahan seluas kurang dari 150 ubin (2.100 m2), diperoleh hasil ±6 ton umbi basah, meskipun baru pertama kali mencobanya.

Untuk mencapai produksi ini ternyata tidak terlalu sulit, hanya dengan melaksanakan 5 (lima) kunci sukses berikut, siapapun dapat mendapatkan produksi bawang merah yang optimal.
1. Pengolahan Lahan Sempurna
Pengolahan lahan dilakukan sedemikian rupa sehingga tanah benar-benar remah sehingga mendukung pertumbuhan umbi. Tanah yang sudah diolah, dibuat guludan-guludan dengan lebar 1 m (panjang menyesuaikan panjang lahan). Tambahkan pupuk kandang matang halus sebanyak ±50 kg untuk guludan sepanjang 15 m. Tambahkan pula arang sekam, atau bila tidak ada dapat menggunakan abu sekam. Penambahan pupuk SP-36 secukupnya juga dapat dilakukan. Selain itu, perlu ditambahkan Furadan 3G untuk lahan-lahan yang banyak terdapat ulat tanah (Aglotis ipsilon).
2. Pesemaian Sukses, Separuh Langkah Menuju Keberhasilan
Penyemaian biji bawang merah dilakukan dengan membuat lajur-lajur memotong panjang guludan dengan jarak antar lajur 10 cm. Benih ditabur secara merata pada lajur dengan kedelaman 1 cm, tutup dengan arang sekam atau pupuk kandang tipis. Tutup guludan semaian dengan jerami, kemudian lakukan penyiraman secara rutin setiap hari. Setelah disemai selama 4 - 5 hari, benih mulai tumbuh. Jerami dapat dipindahkan dari guludan, namun bibit muda masih perlu dinaungi supaya tidak terkena sinar matahari langsung.  Setelah bibit berumur 20 - 25 hari, naungan sudah tidak diperlukan. Bibit telah cukup kuat untuk terkena sinar matahari langsung. Dan pada umur 40 - 45 hari, bibit dapat ditanam di lahan. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam (5 - 10) x (5 - 10) cm. Ketika melakukan penanaman, sebaiknya lahan digenangi air, supaya bibit lebih cepat tumbuh.
3. Pemupukan Tepat Berimbang, Bukan Banyak
Prinsip pemupukan bawang merah adalah pupuk tepat berimbang. Kandungan unsur hara makro dan mikro harus memenuhi kebutuhan tanaman. Unsur-unsur makro N-P-K harus memenuhi unsur 16-16-16 atau setidaknya 16-16-11. Sedangkan unsur mikro cukup menggunakan pupuk mikro sesuai dosis yang dicampur dengan pupuk makro.  Pemupukan dilakukan sebanyak 3 - 4 kali, dimulai pada saat tanaman berumur 2 - 4 minggu setelah tanam, dengan selang waktu 2 - 3 minggu sekali. Pemupukan cukup ditabur secara merata, dengan jumlah kebutuhan pupuk sebanyak 150 - 200 kg pupuk N-P-K/ha/pemupukan.
4. Kendalikan Gulma Semenjak Dini
Pemupukan yang intensif mendatangkan dampak negatif, yaitu munculnya gulma dalam jumlah yang besar. Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan semenjak dini. Lakukan pencabutan pada gulma-gulma yang baru tumbuh, jika diperlukan, semprotkan herbisida yang mematikan biji gulma pada saat tanaman bawang merah sudah ditanam beberapa minggu.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Segera
Produksi bawang merah seringkali terganjal oleh munculnya hama dan penyakit. Munculnya organisme pengganggu tanaman ini seringkali menghambat pertumbuhan, produksi, bahkan mematikan tanaman bawang merah. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah, antara lain, ulat grayak (Spodoptera exigua dan S. litura), penyakit bercak ungu (Alternaria porri), dan penyakit bercak putih (Phytophtora porri).  Ulat grayak biasanya hidup di dalam daun bawang merah pada stadia awal, setelah berukuran cukup besar baru muncul keluar. Namun pada saat itu, kerusakan pada tanaman sudah sangat serius. Pengendalian ulat grayak sebaiknya dilakukan pada saat mulai muncul gejala gigitan pada daun. Saat mulai muncul gejala, segera potong daun dan amati apakah ada ulat grayak di dalamnya. Penyemprotan dengan insektisida seperti Biothion atau Crumble,atau pecegahan dengan agen hayati metharisium atau vertisilium dapat mecegah dan  mengendalikan ulat grayak.  Penyakit bercak ungu dan bercak putih juga dapat menyebabkan kerusakan dan kematian dalam waktu singkat. Pengendalian kedua penyakit ini dapat dilakukan dengan fungisida yang berbahan aktif Mancozeb, misalnya Dithane M-45, Delsene, Manzate, dan sebagainya. Tanaman yang sudah terserang serius, sebaiknya segera dicabut dan segera dimusnahkan.

Senin, 25 April 2016

Inilah Khasiat Daun Kelor Menurut Penelitian

Pertanianku – Walaupun tren kelor baru mulai marak setahun terakhir ini, tetapi sebenarnya berbagai riset ilmiah untuk menguji khasiat kelor telah dilakukan sejak lama. Jed W Fahey, ahli biokimia nutrisi dari John Hopkin School of Medicine di Amerika Serikat pada tahun 2005 telah merangkum berbagai riset tentang khasiat kelor. Dalam Trees for Life Journal: A Review of the Medical Evidence for Its Nutritional, Theurapeutic, and Prophylactic Properties, Part 1, Jed W Fahey menyebutkan terdapat 169 riset yang melibatkan seluruh bagian tanaman kelor untuk kesehatan.


Salah satu riset yang tergolong istimewa dilakukan oleh Prazuk dan kawankawan dari Groupe d’Etudes Epidemiologiques et Prophylactiques, Villeneuve St Georges di Perancis. Publikasinya di jurnal AIDS volume 7 pada 1993 itu menyebutkan peran daun tanaman kelor sebagai sumber nutrisi yang kaya protein dan mineral.
Nutrisi tanaman kelor terbukti dapat memicu sistem kekebalan tubuh alami pada anak-anak pengidap HIV di Burkina, Faso, Afrika Barat. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Kasolo JN dkk, membuktikan kelor mengandung zat fitokimia yang membuat tanaman mampu melakukan mekanisme pertahanan diri. Fitokimia yang dikandung, di antaranya tanin katekol, tanin galia, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antrakuinon, alkaloid, dan gula pereduksi. Senyawa fitokimia ini telah diteliti dan mempunyai kemamapuan sebagai obat. Manfaatnya yaitu sebagai detoksifikasi dan pemurnian air, antibiotik, perawatan kulit, antiinflamasi, bisul, tekanan darah, diabetes, dan anemia.
Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr. Daoo Jayeshree, membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus. Ia menginduksi tikus dengan 45 mg intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga tikus mengidap diabetes. Jayeshree kemudian memberikan 300 mg ekstrak daun kelor per kg bobot badan tikus selama 35 hari secara oral. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5 mg glibenklamid yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Riset yang dilakukan oleh Aznin Ara dan tim dari Department of Pharmacy, Faculty of Science, University of Rajshahi, serta Department of Pharmaceutical Chemistry, Faculty of Pharmacy, University of Dhaka, Bangladesh; juga membuktikan kemampuan kelor dalam menurunkan kolesterol. Ia membuktikan ekstrak daun kelor memiliki efek sebanding dengan atenolol (obat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler) dalam menurunkan kadar lemak dalam darah tikus. Selain itu, kadar gula darah serta bobot badan tikus percobaan juga ikut turun.
Uji klinis oleh Vanisha S Nambiar dan tim dari Department of Foods and Nutrition, A WHO Collaborating Center for Health Promotion serta Department of Botany, The Maharaja SayajiRao University of Baroda, India, pada 2009 memperkuat peran kelor sebagai agen hipokolesterolemik (penurun kolesterol). Mereka memberi 8 tablet daun kelor setara 4,6 g serbuk daun kelor per hari kepada 20 pasien hiperlipidemia selama 50 hari. Sementara itu, 20 pasien lain tidak diberi daun kelor dan diperlakukan sebagai kontrol. Hasilnya menunjukkan kadar kolesterol total pada pasien yang mengonsumsi tablet daun kelor turun rata-rata 3,14 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 1,65 mg/dl.

Sumber: Buku Daun Ajaib

Minggu, 24 April 2016

Inilah Yang Membuat Pertanian Jepang Maju

Jepang sangat dikenal dengan industri pangan dan pertaniannya. Sistem pertanian di Jepang sudah menjadi rahasia umum di seluruh dunia mempunyai sistem kerja yang baik.
Pantas saja jika pertanian di Jepang sangat berkembang pesat. Pemerintah Jepang menerapkan empat pilar pembangunan pertanian Jepang yang salah satunya adalah farm size expansion. Kebijakan ini bertujuan agar kepemilikan lahan pertanian semakin bertambah dari empat hektar menjadi 15–20 hektar untuk setiap keluarga petani.
Kemajuan pertanian Jepang juga bisa dilihat dengan berkembangnya sistem pertanian urban. Bahkan pertanian urban di Jepang kini menjadi andalan untuk memasok produk-produk pertanian yang segar, sehat, dan cepat. Meskipun dikenal sebagai negara agraris, nyatanya pertanian di Indonesia belum bisa bersaing dengan Jepang. Kekayaan sumber daya alam Indonesia menjadi modal utamanya untuk bisa bersaing. Berikut empat sistem yang membuat pertanian Jepang sangat maju.
  1. Teknologi pertanian yang canggih
Kuatnya industri otomotif di Jepang berdampak pada pertanian. Sistem pertanian di Jepang telah menggunakan teknologi yang canggih. Untuk menanam, menyirami, hingga memanen, petani Jepang telah dibantu dengan mesin. Jika di Indonesia membajak sawah masih menggunakan bajak tunggal, di Jepang membajak telah menggunakan bajak enam sehingga 1-2 jam telah selesai.
  1. Perhatian pemerintah yang tinggi terhadap pertanian
Di Jepang, pertanian benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Tata niaga pertanian Jepang telah diatur sedemikian rupa, salah satunya adalah masalah tumbuhan yang ditanam petani. Apa yang ditanam sudah diatur sesuai dengan permintaan pasar.
  1. Harga produk pertanian yang terkontrol
Pemerintah juga turut campur tangan terhadap harga produk pertanian. Kebanyakan hasil pertanian dibeli oleh pemerintah sehingga pemerintah bisa mengendalikan harga yang layak.
  1. Lahan pertanian yang dimiliki tiap petani luas
Jangan bayangkan lahan pertanian di Jepang seperti di Indonesia yang tiap petani hanya memiliki sepetak atau dua petak sawah. Di Jepang, seorang petani biasa memegang 7-10 hektar sawah. Sawah yang dimiliki satu keluarga di Jepang diwariskan dengan cara tidak dibagi-bagi seperti yang terjadi di Indonesia. Setiap keluarga, hanya ada satu anak yang akan mewarisi lahan pertanian. Anak yang benar-benar ingin menjadi petani yang akan dipilih untuk mewarisi lahan pertanian. Sedangkan anak lainnya akan menerima warisan dalam bentuk lain.