Jumat, 17 Oktober 2014

Mengapa Perlu Diproduksi Pupuk Organik Padat?

Mengapa Perlu Diproduksi Pupuk Organik Padat?


Prof.Dr.H.E. Hidayat Salim, Ir.,MS & Dr. Ir. Rija Sudirja, MT
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Fakultas Pertanian – Universitas Padjadjaran

Berdasarkan data yang terhimpun,kandunganbahan organik tanahdi Indonesia sudah termasuk memprihatinkan, para pakar menyebutnya dengan kondisi “tanah sakit”. Hal ini merujuk pada hampir setiap penelitian bahwa tanah di Indonesia hanya memiliki kandungan bahan organik sekitar 1-3 % saja. Jika melihat kondisi ini, maka lahan pertanian yang akan dilakukan usahatani budidaya pertanian haruslah memiliki kondisi kesuburan tanah yang cukup memadai, artinya kandungan bahan organik yang dibutuhkanpun harus mencukupi kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan tanaman yang optimal. Kebutuhan bahan organik pada lahan pertanian umumnya mencapai5-40 ton/hektar/tahun, tergantung pada jenis tanah dan kandungan awal bahan organik yang berada di dalam tanah itu sendiri.
Dalam hal produksi bahan organik, sebenarnya para petani/masyarakat kita sudah mengenal cara-cara pemanfaatan sisa-sisa tanaman, hewan ternak, dan bahan lainnya untuk dijadikan kompos. Namun demikian, meskipun sudah banyak disosialisasikan oleh berbagai kalangan, mulai dari lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, penyuluh, aparat birokrasi dan lainnya, masih dirasakan belum cukup efektif. Hal ini dikarenakan, jumlah pemberian bahan organik kedalam tanah yang diproduksi serta kesadaran masyarakat tersebut belumlah cukup memadai, jika dibandingkan dengan angka kehilangan lapisan atas tanah (top soil) yang kaya bahan organik akibat tercuci atau terbawa aliran permukaan (runoff) saat hujan danair perkolasi. Kendala lainnya adalah masyarakat enggan mengolah sisa-sisa tanaman ataupun kotoran hewan, karena dalamjumlah yang besar akan mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos produksi, biaya pengangkutan, dan penyediaan sarana pengolahan yang tentunya akan memakan biaya yang tidak sedikit.
Di sisi lain, permasalahan yang banyak muncul adalah pencemaran lingkungan akibat bau busuk limbah yang tidak sedap dan air kotor yang ditimbulkannya mencemari tanah dan sumber air masyarakat di sekitarnya. Padahal limbah tersebut jika diolah akan memiliki potensi menjadi sumber bahan organik, seperti halnya yang berasal dari industri sawit, tebu, kakao, kina, hewan ternak, pakan, makanan, dll.

Rekayasa Teknologi Pengelolaan Bahan Organik
Memang tidak mudah untuk membudayakan kepada masyarakat bahwa limbah organik adalah merupakan bagian ekosistem yang harus dikelola dengan baik. Pemikiran para pakar dan pemerhati lingkungan melihat ada potensi luar biasa untuk membuat rekayasa teknologi dalam membuat produk pupuk organik bersumber dari limbah. Berawal dari pembuatan kompos berbahan limbah yang masih memiliki kendala, maka rekayasa pun dibuat dalam bentuk pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Tabel di bawah ini membuat perbandingan bagaimana suatu produk organik jika dipadatkan dengan produk yang masih dilakukan cara-cara pembuatan kompos konvensional.


Tabel 1. Beberapa keuntungan dan kerugian produk pupuk organik padat dan curah (kompos)

Uraian Pupuk Organik Padat Pupuk organik Curah (Kompos)
A Keuntungan

Kesuburan Memperbaiki aspek fisika, kimia dan biologi tanah

Proses dekomposisi Cepat Mengurangi sumber polusi – menstabilkan N yang mudah menguap menjadi bentuk lain seperti protein Lambat-cepat Pada anaerobik menyebabkan fitotoksik dari asam-asam organik, amonia, nitrit-nitrogen, besi dan mangan.
Jika diberikan pada tanaman akan menghambat pertumbuhan karena ketersediaan nitrogen kurang.

Proses produksi Sudah dapat dikatakan aman/dicegah dari patogenik dengan menggunakan suhu diatas 55oC. Masih terdapat kandungan mikroorganisme patogenik

Pencemaran lingkungan Dengan menggunakan filler, akan menyerap nitrogen sehingga tidak berbau.   Takaran harus sesuai dosis, jika berlebih akan berakibat proses dekomposisi lambat Dapat menimbulkan bau tidak sedap akibat banyaknya nitrogen yang bereaksi dengan hidrogen menghasilkan amoniak

Pengkayaan Penambahan filler (kapur, dolomit, fosfat alam, terak baja, dll) menambah kapasitas tukar kation, memperkaya unsur hara, dan penyerapan zat-zat toksik. Penambahan sumber hayati, seperti azotobacter sebagai penambat nitrogen.
Dengan bantuan bakteri probiotik bau yang tidak sedap dapat hilang, dekomposisi bahan organik dapat dilakukan dengan cepat dan lebih sempurna. Berbagai jenis bakteri probiotik yang sudah umum digunakan adalah Bacillus, Actinomecetes, Lactobacillus, Nitrosomonas, Streptomyces, Acetobacter, dll, Bakteri-bakteri tersebut mempunyai fungsinya masing-masing untuk mempercepat dekomposisi. Berbagai merek dagang dipasaran telah banyak beredar.
Dapat dilakukan dengan penambahan filler

Percepatan pengendalian Cemaran Dipercepat Kendala

Daya menahan air Tinggi Sedang

Berat jenis/Volume Berat Ringan, mudah hilang

Padat Meningkatkan pelepasan hara-hara secara perlahan-lahan dalam waktu tertentu (slow release)
B Kelemahan

Sumber N Kehilangan nitrogen saat pemanasan Sedikit kehilangan nitrogen

Operasionalisasi pemrosesan Diperlukan waktu, biaya dan tenaga
Saat awal akan memerlukan biaya investasi alat dan pengoperasiannya
Dibutuhkan lahan untuk pengoperasian yang luas

Pasca produksi Diperlukan pemasaran yang lebih luas
Keterangan:Data berasal dari olahan berbagai sumber
Berdasarkan sifat-sifat diatas, dapat dilihat pula perbedaan dari ilustrasi gambar yang mecoba mengamati daya serap air oleh kedua bahan pupuk organik, yaitu berbentuk padat granul dan padat curah. Masing-masing bahan ditimbang seberat 200 gram kemudian ditambahkan kepada masing-masing sampel tersebut sebanyak 25 mL, 50 mL, 75 mL, 100 mL, dan 125 mL air.Hasil pengamatan selama 48 jam menunjukkan bahwa pupuk oganik padat granul memiliki keunggulan lebih baik dibandingkan dengan pupuk organik padat curah dalam membentuk agregat mantap. Penambahan dosis air sampai 150 mL menyebabkan kondisi pupuk organik padat curah menjadi tergenang lebih dari 48 jam, artinya volume udara menjadi berkurang, sehingga aktivitas mikroba aerob terhambat/terhenti.Sedangkan pada padat granul, kelembaban terjagadisekitar 60% akan memberikan mikroba (terutama bakteri dan fungsi) tetap beraktivitas.Kemampuan mengikat air pada padat granul menunjukkan lebih tinggi. Hal ini ini erat kaitannya pula dengan pengaruhnya terhadap porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi dan suhu tanah yang lebih baik.

Kebijakan Pupuk Organik Padat
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 70/Permenrtan/SR.140/10/2011, 25 Oktober 2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah menegaskan: bahwa Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan, dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk organik padat terdiri dari pupuk organik padat remah/curah (POPC) dan pupuk organik padat granul (POPG). Pupuk organik padat curah adalah pupuk organik dalam bentuk serbuk dengan ukuran kurang dari 5 mm dan umumnya diproduksi dari kompos yang telah matang dan proses pembuatannya tidak melalui pemanasan. Sedangkan POPG bahan-bahan organik yang telah dikomposkan dan dihaluskan, kemudian ditambahkan bahan mineral sebagai bahan pembentuk granul (filler) berupa kalsit, atau dolomit, atau zeolit yang telah dihaluskan dengan ukuran 60 mesh. Setelah dibuat granul pada piringan besar dihembuskan nyala api pada pipa pemanas yang berputar dengan temperatur kurang dari 300 oC didinginkan dengan blower. Setelah dingin dan tidak mengembun dikemas ke dalam karung plastik.
Semua sumber bahan pupuk organik diuji mutunya terlebih dahulu. Agar mutu pupuk yang akan diproduksi memenuhi syarat mutu pupuk organik padat. Keunggulan pupuk organik yang direkayasa ini dimaksudkan agar produk Pupuk Organik memiliki standar yang sama dan diproduksi. Sejak 2001 ketentuan dan persyaratan pupuk organik telah ditetapkan pemerintah, kemudian perkembangan terakhir tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70/Permentan/SR.140/10/2011, tanggal 25 Oktober 2011Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah sebagaimana tersebut di atas.
Catatan Akhir
Merujuk pada hasil penelitian bahwa tanah-tanah di Indonesia mengalami degradasi kandungan bahan organik (rata-rata 1-3%), maka seyogyanya pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan pupuk organik. Sejauh ini, kebijakan pemerintah menerapkan pola subsidi terhadap pupuk organik sudah dirasakan tepat, mengingat budaya masyarakat baru berbentuk inisiasi, dan jika sudah tahap realisasi di masyarakat berjalan, dapat saja pemerintah mengevaluasi kembali untuk mencabut subsidi ini. Tentunya, setiap kebijakan subsidi harus dibarengi pengawasan yang ketat, dan perijinan yang betul-betul sesuai prosedur dan kriteria yang jelas, supaya subsidi lebih tepat sasaran dan tujuan

Kamis, 16 Oktober 2014

CARA MENGHITUNG PROSENTASE PUPUK UREA

CARA MENGHITUNG PROSENTASE PUPUK UREA

Urea hanya mengandung 46% unsur N, lha yang 54% itu apa?
Pernah mendengar pertanyaan demikian? Hehehe saya sich belum pernah, tapi ada yang nulis kayak gitu dalam sebuah grup dan jawabannya pun pada ngawur. Masa ada yang jawab 54% itu garam. Lha sich? Yuk lah disini saya tunjukkan perhitungannya. Kalau ngga paham ya "Cukup Tau Aja"
Untuk menghitung persentase kadar unsur N, P, K dan unsur kimia lainnya dengan benar, minimal yang bersangkutan paham dengan pelajaran kimia dasar, minimal tau apa itu senyawa dan Masa atom relatif(Ar/Mr). Kalau ngga tau ya "Cukup Tau Aja".
Anggaplah saya beli 50 kg Urea yang sudah sesuai dengan SNI. Dalam SNI Urea, kadar maksimal air 0,5% dan kadar Biuret maksimal 1%. Saya ambil nilai maksimalnya, ingat ini nilai maksimal yang mungkin terjadi saat tutup segel kantong urea dari pabrik. Dari 50kg urea, jika dikurangi berat air dan biuret, berat urea sebenarnya hanyalah 98,5% dari 50kg atau sama dengan 49,25 kg.
Nah mulai dari sini perhitungan kadar persentase unsur kimianya. Mulai agak berbau pelajaran Kimia dan Matematika lho... Yang alergi sama pelajaran ini ya silakan mundur perlahan-lahan.
Langkah 1: Cari tau rumus senyawa Urea, yaitu NH2CONH2 atau ada yang menulis CO(NH2)2. Kalau Anda mau rumus kimia senyawa yang lain ya Anda harus cari tau sendiri ya.
Langkah 2: Analisa Unsur-unsur yang terdapat pada Urea. NH2CONH2 mempunyai 1 buah unsur C, 2 buah unsur N, 1 buah unsur O dan 4 buah unsur H.
Langkah 3: Tentukan masa atom relatif unsur Urea.
Ar C = 12
Ar N = 14
Ar H = 1
Ar O = 16
Angka diatas itu darimana? Itu angka perhitungan kimia. Yang bisa menghitung angka di atas itu didapat dari perhitungan percobaan para ahli. Kita bisa cari angka tersebut di Tabel Periodik Kimia( Tanya mbah Google atau guru kimia Anda kalau ngga tau). Oh ya, angka diatas itu hasil pembulatan. Angka sebenarnya jauh lebih rumit. Angka di belakang koma banyak bro.
Dari sini kita bisa menghitung masa relatif Urea. Ingat rumus NH2CONH2 dan langkah nomor 2.
NH2CONH2 = (1 x 12 )+(2 x 14)+(4 x 1)+(1 x 16) = 60
Langkah 4: dari hasil langkah ke 3, kita bisa langsung ke persentase:
persentase kadar unsur N(ingat ada 2 buah unsur N dalam NH2CONH2): (2 x 14)/60 x 100% = 46,67%
persentase kadar unsur C: (1 x 12)/60 x 100% = 20%
persentase kadar unsur H: (4 x 1)/60 x 100% = 6,66%
persentase kadar unsur O: (1 x 16)/60 x 100% = 26,67%
Nah dari sini sebenarnya sudah terjawab, dalam Urea itu hanya mengandung 46% unsur N. Sisanya yang 54% itu dibagi-bagi oleh unsur C, H dan O. Bukan yang lain. Apalagi ada yang nebak ada unsur garam. Lha kalau memang ngga tau, ya jangan sok pinter, ntar 'keblinger'.
Kesimpulan akhirnya adalah, jikalau kita beli 50 kg urea dengan kadar air 0,5% dan kadar biuret 1% maka kita akan mendapatkan 0,25 kg air, 0,5 kg biuret, 22,98 kg unsur N,9,85 kg unsur C, 3,28 kg unsur H dan 13,14 kg unsur O. Cara seperti ini juga bisa diterapkan sama pupuk kimia yang lain. Syaratnya gampang, yang penting tau rumus kimia senyawanya. Untuk yang bahan organik ya lebih baik ngga usah dihitung detail. Liat aja di kemasannya daripada kamu pusing tujuh keliling.

FUNGSI 16 UNSUR HARA ESENSIAL BAGI TANAMAN DAN 8 UNSUR MIKRO LAINNYA.

FUNGSI 16 UNSUR HARA ESENSIAL BAGI TANAMAN DAN 8 UNSUR MIKRO LAINNYA.

fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman

Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni:

1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.

2. Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.

3. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.

4. Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.

Adapun sumber Nitrogen adalah :
a.  Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan    meresap ke bumi.
b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
c. Mikrobia atau bakteri-bakteri.
d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)

5. Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

6. Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.

Sumber-sumber Kalium adalah :
a. Beberapa jenis mineral.
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
c. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O

7. Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah

8. Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
c. Berperan dalam pembentukan buah

Sumber-sumber Magnesium adalah:
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
c. Kleserit MgSO4.H2O
d. Magnesia MgO
e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
g. Magnesit MgCO3
h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
i. Basic slag
j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)

9. Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
c. Membantu pertumbuhan anakan produktif
d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
e. Membantu pembentukan butir hijau daun

Sumber-sumber belerang adalah:
a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat

10. Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase

Sumber-sumber besi adalah:
a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis

11. Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis

12. Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)

13. Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah

Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
1. Sulfida Zn S
2. Calamine Zn CO3

14. Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2

15. Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit


Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O

16. Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal


Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu:

1. Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.

2. Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si.
Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya.

3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.

4. Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat

5. Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.

6. Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.

7. Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.

8. Yodium
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.